Sabtu, 10 September 2011

SMA ST CAROLUS Surabaya

Tampak depan  SMA  St Carolus Surabaya di bawah naungan 
yayasan TARAKANITA yang beralamatkan di Jl. Jemur Andayani XXI/7 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Telp (031) 8491287

Sejarah 
Pencetusan awal berdirinya SMA Santo Carolus berdasarkan adanya suatu kebutuhan dari masyarakat sekitar terlebih orang tua/wali siswa yang sangat mengaharapkan setelah lembaga pendidikan dibawahnya berdiri terlebih dahulu (TKK, SDK, SLTPK Santo Carolus). Yayasan Pendidikan Karolus Borromeus memperhatikan kebutuhan tersebut dan merasa terpanggil untuk merealisasikan visi dan misinya dengan mendirikan SMA Katolik Santo Carolus sebagai sekolah lanjutan bagi lulusan SLTPK Santo Yosef dan SLTPK Santo Carolus
(sebagai fider school) khususnya dan secara umum para lulusan SLTP lain disekitarnya.


Tanggal 1 Juni 1992 resmilah SMA Katolik Santo Carolus berdiri dengan statusnya saat itu “Tercatat” dan Sr. Vincenza, CB sebagai Kepala Sekolah pertama, dengan jumlah siswa angkatan pertamanya hanya 68 orang yang terbagi dalam 2 kelas. Staf pengajar pada saat itu masih beberapa saja dan statusnya pun masih sebagai guru di sekolah lain atau punya kesibukan lain selain mengajar di SMA. Beberapa staf pengajar itu adalah Bapak Heru, Bapak Andreas, Bapak Dadi Santosa, Bapak Thomas Watoyo (selaku Wakil Kepala Sekolah), Ibu Beauty, Ibu Imelda, Ibu Yanti, Ibu Rosa Delima.

Proses belajar mengajar masih menumpang di gedung SLTP Katolik Santo Carolus dengan menggunakan tiga lokal di lantai tiga, dua local untuk ruangan kelas dan satu local untuk ruang Kepala Sekolah plus ruang guru
(jadi ruang guru dan ruang Kepala Sekolah menjadi satu dan hanya disekat oleh lemari) begitu pula pengadaan peralatan penunjang PBM masih pinjam dengan SLTP Katolik Santo Carolus. Disela-sela kesibukan para siswa dan guru serta Kepala Sekolah, dari lantai tiga mereka selalu memandang perkembangan pembangunan gedung SMA yang berada kurang lebih 25 m dari SLTP, dimulai dari memasang pondasi hingga beberapa ruang telah dapat digunakan untuk PBM. Sejak itu barulah SMA pindah ke gedung milik SMA sendiri.

Penantian hari demi hari untuk dapat belajr dengan situasi yang mendukung akhirnya tiba. Gedung sekolah telah berdiri dan diberkati oleh Mgr. AJ. Dibjokarjono, CM Uskup Surabaya pada tanggal 17 Desember 1993 dan pada tanggal 3 Nopember 1994 diresmikan oleh Bapak Drs. Moch. Sugiarto selaku Kakanwil Propinsi Jawa Timur. Fasilitas sekolah yang dulu hanya meminjam, sedikit demi sedikit SMA mulai dapat membeli dan memiliki sendiri serta ada pula yang berasal dari sumbangan para donatur.

Mendirikan organisasi/lembaga sangatlah mudah namun untuk mengembangkan secara continue, memajukannya serta menjadikannya bermutu sangatlah sulit. Doa, kegigihan, perjuangan dan pengorbanan itulah yang dapat membuat organisasi/lembaga tersebut bertahan. SMA Katolik Santo Carolus mencoba selalu mengusahakan beberapa hal diatas hingga memberanikan diri mengajukan Akreditasi pada tahun 1996, status yang dulu ‘Tercatat’ berubah menjadi ‘Disamakan’. Pijakan awal sebagai salah satu rangkaian proses ini mendorong SMA Katolik Santo Carolus dan seluruh komponen didalamnya untuk selalu berkembang dan juga mampu menjawab tantangan zaman serta dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya dunia pendidikan.

Perkembangan yang secara nyata dapat kita lihat adalah jumlah siswa yang setiap tahunnya selalu terjadi peningkatan, beberapa fasilitas yang mengalami perkembangan seperti: Ruang Perpustakaan, Ruang Lab. Bahasa, Ruang Lab.Komputer, Ruang Lab.Kimia, Ruang Lab.Biologi,Lab Rumpun IPS, Ruang Musik. Walaupun demikian, semuanya itu tidak selalu dapat berjalan dengan mulus, tetapi hambatan / kesulitan datang silih berganti mengasihi hari-hari di SMA tercinta ini. Puji syukur kehadirat Tuhan, bahwa sampai saat ini masih dapat mengusahakan jalan keluarnya. Semoga segala upaya yang dilakukan sejak awal dapat terus dipertahankan, dikembangkan, dan mampu memenuhi tuntutan masyarakat serta dapat selalu mengikuti prospek iptek yang selalu berkembang.

VISI

Yayasan Tarakanita sebagai Yayasan Pendidikan Katolik, dijiwai oleh semangat Tarekat Suster-suster Cintakasih St. Carolus Borromeus, bercita-cita menjadi penyelenggara karya pelayanan pendidikan yang dilandasi semangat cinta kasih dengan menekankan terbentuknya manusia dengan kepribadian yang utuh: berwatak baik, beriman, jujur, bersikap adil, cerdas, mandiri, kreatif, terampil, berbudi luhur, berwawasan kebangsaan, dan digerakkan oleh kasih Allah yang berbelarasa terhadap manusia, terutama mereka yang miskin, tersisih, dan menderita.


MISI



Guna mewujudkan cita-cita luhur yang telah digariskan dalam Visi, Yayasan Tarakanita mengemban Misi sebagai berikut :

1. Ambil bagian dalam misi pendidikan Gereja Katolik.

2. Ikut serta menciptakan iklim religius yang membawa manusia pada sikap beriman, dan memuliakan Allah, serta hidupnya digerakkan oleh kasih Alla yang berbelarasa terhadap mausia, terutama kepada mereka yang misikin, tersisih, dan menderita.

3. Melakukan koordinasi dan menciptakan iklim yang kondusif di sekolah yang dikelolalanya guna terselenggaranya proses pembelajaran melalui pengajaran, pelatihan dan bimibingan terhadap perserta didik,sedemikian rupa sehingga terbentuk watak yang baik dan berkepribadian manusia yang utuh.

4. Mengupayakan agar di sekolah-sekolah diselenggarakan pendidikan tentang religiusitas dan pendidikan nilai yang membantu peserta didik mengembangkan watak yang baik dan berbudi luhur.

5. Mengupayakan agar di sekolah-sekolah, keunggulan akademik sungguh dikejar, dan kualitas pembelajaran serta pelatihan peserta didik senantiasa ditingkatkan, sehimgga peserta didik terbentuk menjadi pribadi yang cerdas, mandiri, kreatif, dan terampil.

6. Mengupayakan agar sekolah-sekolah ikut menjalankan fungsi integrasi bangsa dengan ikut memerangi berbagai bentuk diskriminasi social dan menciptakan iklim yang mengembangkan semangat persaudaraan sejati dalam masyarakat yang majemuk.

7. Ikut serta mengembangkan penghargaan akan harkat dan martabat manusia khususnya kaum perempuan dengan membebaskan dari belenggu kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan.

8. Sesuai dengan arah dasar misi Tarekat Suster-suster Cinta kaih St. Carolus Boromeus, ikut serta dalam perjuangan menegakkan keadilan, menciptakan perdamaian dunia, dan menjaga keutuhan ciptaan.
Semangat dasar dan yang bersifat khas pada kegiatan pendidikan Tarakanita adalah cinta kasih yang berbelarasa. Semangat inilah yang dihayati baik oleh tenaga kependidikan maupun oleh subjek didik dalam pengembangan potensi mereka menuju pribadi yang utuh.
Keutuhan pribadi sebagaimana dituangkan dalam Visi Yayasan Tarakanita meliputi aspek-aspek: 
  • Spritual : Pengembangan nilai-nilai sesuai ajaran Gereja Katolik selanjutnya dapat disebut Credo and conselebration.
  • Intelektual : Pengembangan kemampuan berpikir dan menguasi ilmu pengetahuan dan teknologi, yang selanjutnya disebut Competency of the brain .
  • Emosional :Pengembangan kemampuan mengelola perasaan dan kondisi kejiwaan, yang selanjutnya disebut Conviction/conscience.
  • Sosial :Pengembangan kemampuan mengelola hubungan
    denga sesama (interaksi social), yang selanjutnya disebut Comunion of community
  • Daya Juang :Pengembangan kemandirian, keuletan, yang diwujudkan dalam komitmen untuk senantiasa berusaha menjadi lebih baik, yang selanjutnya disebut Creativity and consistency

Dari uraian di atas, maka lima aspek pengembangan kegiatan disingkat dengan C5. Kelima aspek tersebut dijiwai oleh semangat belaras (COMPASSION). Dengan demikian, akronim selengkapnya menjadi C-C5


Pengembangan Berbagai Aspek Kecakapan 

Pendidikan membantu siswa untuk mengembangkan berbagai aspek kecakapan dalam dirinya. Kecakapan-kecakapan tersebut diharapkan berkembang secara seimbang untuk menjadi pribadi yang utuh. Pendidikan tidak hanya membantu siswa berkembang dalam aspek intelektual tetapi juga aspek yang lain seperti religius, emosional, social, dan daya juang serta memiliki kepekaan terhadap sesama.

Pengembangan berbagai aspek tersebut dapat ditempuh melalui tiga pendekatan, yakni : 

1. Pembiasaan 
Nilai-nilai dasar berbagai aspek tersebut dapt dikembangkan dengan pembiasaan-pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. 

2. Keteladanan 
Semua unsur di sekolah dapat memberi teladan tentang nilai-nilai dasar. 

3. Kegiatan terprogram 
Yang dimaksud dengan kegiatan terprogram adalah pembinaan dan pengembangan melalui program sekolah. Semua kegiatan dalam rangka pembinaan dan pengembangan disusun dalam sebuah program sekolah baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Komentar dibawah Ini :